Selasa, 22 Januari 2013

Tahta

hidup bertahta....
penuh keangkuhan....
angkuh akan hati....
angkuh akan jasmani...
hanya kebohongn diri yg terlihat...
menipu semua yg terlihat fana....
semakin membuat kebenaran tuhan semakin haqiqi....
kebenaran dilema tahta...
tak adanya kebenaran dalam tahta....
hanya nista yg terpatri dalam neraka setelahnya....

hidup bertahta....
sombongkan kedengkian dalam alunan jiwa....
sakiti kaum kaum dalam rahim domba...
berikan siksaan dunia sebelum kau rasakan siksaan akhirat....
satu kebahagiaan bagimu....
seribu penderitaan bagi kami....
salam sayang bagimu yg bertahtakan kezaliman dunia....
semoga kelak kau di ampuni yg bertahtakan kemutlakan kebenaran....

wajah bumi pertiwi ku

sang penerang segenap tata surya....
terikkan suhu dalam tubuhnya....
menggersangkan tiap wujud selimutkan awan....
menguapkan tiap bongkahan akal onggokan tanah....
seretan kaki tandakan kelelahan...
segelas salju ingin tegak dalam kerongkongan...

namun....
setangkai bunga kecil yang siapkan mekarnya....
menarik turun selembar kain tutupkan kaki ku....
kutatap dalam kelopak matanya....
tandakan kelaparan yg amat dalam....
iba hati dalam raga seonggok tanah ini....
tak kuasa tatap si bunga kecil teteskan air dalam kelopaknya...
tertahan rasa gersang yg engkau berikan sang surya....

namun....
hanya ini pula yg dapat ku tegak...
kurasakan pula apa yg kau rasa....
bunga kecil....
kemana para pemegang kebijaksanaan bepergian???
meninggalkan kami disini hempaskan rasa gersang dengan kasih....
kasih yg tak wujudkan sesuap nasi....
kasih yg tak wujudkan seteguk air....
kasih yg tak wujudkan sehelai kain.....

inikah wajah bumi pertiwiku....
 

sastra Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo